Laman

Survei : 60% Facebooker akan Hapus Akun


JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei yang dilakukan Sophos, perusahaan security ternama, ini mungkin tak bisa dianggap main-main oleh Facebook. Bagaimana tidak, hasil penelitian menemukan 60 persen pengguna Facebook berencana menutup akunnya jika kebijakan soal privasi yang diterapkan layanan jejaring sosial itu masih terus berubah-ubah. Survei ini dilakukan terhadap 1588 pengguna Facebook.
"Polling ini menunjukkan bahwa mayoritas pengguna mengeluh terhadap lemahnya kontrol yang disediakan Facebook untuk melindungi data-data mereka," ujar Graham Cluley, konsultan teknologi senior Sophos, seperti dilansir situs Telegraph, Rabu (19/5/2010). Kebanyakan pengguna tidak tahu bagaimana mengatur privasi di Facebook dengan aman karena fiturnya dinilai membingungkan.
Berkali-kali Facebook mendapat kritikan karena fitur pengatur privasi yang disediakannya terlalu ribet. Kenyataannya saat ini, Facebook menerapkan pendekatan bahwa konten yang ditampilkan bebas dilihat sesama pengguna Facebook. Pengguna baru diberi pilihan untuk mengatur kalau ingin membatasi siapa saja yang boleh melihat informasi tersebut.
"Perubahan mendasar yang harus dilakukan Facebook adalah menerapkan pilihan opt-in (buat siapa) untuk membagi informasi, bukannya opt-out (bukan buat siapa)," lanjut Cluley. Ia mengatakan pengguna Facebook banyak menampilkan informasi pribadi dan tentu tidak ingin tiba-tiba kaget karena nomro ponsel atau tanggal lahirnya muncul di internet dan dapat dilihat semua orang.
Bahkan, karena Facebook masih "mencla-mencle" soal pengaturan privasi tersebut, sudah muncul gerakan tinggalkan Facebook. Ribuan pengguna Facebook telah bergabung dalam gerakan hapus akun Facebook pada 31 Mei 2010 sebagai bentuk tekanan kepada Facebook.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails